Kamis, 17 November 2011

ISU AKTUAL SEMBURAN DAN LUAPAN LUSI SAAT INI: IMPLIKASI MENGHADAPI MUSIM HUJAN; BAGIAN 1

ISU AKTUAL SEMBURAN DAN LUAPAN LUSI SAAT INI: IMPLIKASI MENGHADAPI MUSIM HUJAN

Dikontribusikan Oleh: Hardi Prasetyo

Hasil rangkaian Eksplorasi ke Kawah Gunung Lusi, Oktober-November 2011

17 November 2011

Dinamika Pusat Semburan dan Kawah: Meningkatkan dampak intensitas di sektor barat

o Pusat semburan Bungsu telah mengalami perpindahan posisi sekitar 245 m kearah barat (15 Oktober) dari posisi sebelumnya terekam pada 15 Agustus 2011.

o Perpindahan pusat semburan tersebut dapat memberikan implikasi terhadap dinamika morfologi, aliran lumpur dan deformasi, terutama pada daerah tertentu yang berdekatan (Siring, Jatirjo, dan Lusi Dome).

o Arah sumbu panjang kawah Lusi walaupun masih berfluktuatif namun masih konsisten, dengan memperlihatkan kecenderungan ke arah barat baratlaut-timur tenggara.

o Arah ini relatif berubah dari pola sumbu panjang berarah timurlaut-baratdaya yang sejak tahun 2006 dikenal sebagai arah sistem Patahan Watukosek. Sedangkan arah sumbu panjang timur-barat mulai diindikasikan secara ideal pada Februari 2010, searah dengan pola struktur regional Cekungan Jawa Timur.

o Perubahan arah kawah dari timurlaut ke barat baratlaut ini diperkirakan dapat meningkatkan intensitas deformasi pada wilayah di Barat (Siring-Putul), bila dibandingkan dengan daerah di utara dan selatan.

Postur kawah dan lereng atas: Dapat memicu longsoran dan banjir bandang

o Sejak lahirnya semburan Bungsu (10 September 2011) telah terjadi perulangan interval semburan dengan intensitas besar, juga disertai dengan aliran lumpur baru, walaupun berlangsung secara insidentil (sewaktu-waktu).

o Salah satu temuan penting, telah didapatkan satu lapisan yang disusun oleh lumpur mengandung komponen batuan berukuran kerikil-kerakal yang membundar tanggung, dengan kenampakan sangat kontras, warna abu-abu gelap.

o Hadirnya lumpur kasar ini menjadi salah satu mekanisme pendukung sehingga morfologi di sekitar kawah luar dan lereng atas menjadi relatif tinggi (bentuk kerucut asimetri), dan terutama pada sisi baratdaya menyebabkan terbentuknya morfologi lereng dan atau punggungan, dengan sudut lereng yang agak curam kea rah Jatirejo.

o Adanya ketidak stabilan lereng, dan bila ditambah adanya masukan air hujan pada intensitas menengah sampai ekstrem, sehinga dapat memicu terjadinya longsoran dari aliran bongkah (debris flow) dan dapat disertai dengan banjir bandang kearah barat baratdaya (Jatirejo dan Operasi kapal keruk di P25).

Perubahan pola aliran kearah timurlaut: Meningkatkan intensitas aliran fluida/lumpur di sektor Barata-Karka

o Peningkatan intensitas deformasi struktur dengan dominasi arah baratlaut-tenggara di sektor Putul-Karka telah membentuk seri (perulangan) palung sempit memanjang dibatasi oleh punggungan sempit.

o Runtuhnya punggungan melingkar di bagian lereng atas (Sektor Barata), telah menyebabkan material fluida dari bagian barat kawah, mengalir dengan dominan kearah baratlaut dan selanjutnya mengisi daerah palung sempit tersebut.

o Hal ini memberikan implikasi pada skenario semburan besar dan ada masukan air hujan lebat, wilayah Putul-Karka menjadi pintu keluar (pathway) aliran fluida.

o Peningkatan intensitas struktur palung sempit dibatasi oleh punggungan yang kejadiannya bersamaan dengan saat terjadinya berpindahan semburan Bungsu 240 m ke barat, dan arah sumbu panjang kawah kearah barat laut mungkin memperkuat hubungan satu dengan lainnya (perlu pengamatan lebih lanjut).

Gerakan lumpur padu kearah Barat: Permukaan lumpur meningkat cepat, dan saluran air tersumbat sedimen tertekan

o Adanya gerakan lumpur padu berupa rayapan atau longsoran, telah membentuk struktur pasangan punggungan dan palung sempit dengan arah sumbu searah dengan panjang jaringan tanggul (utara-selatan).

o Bila gerakan berlanjut maka pada batas antara lereng bawah gunung dengan muka jaringan tanggul akan terjadi efek dorongan horizontal ke barat (tanggul), sehingga tahap awal menyebabkan tinggi lumpur meningkat, dan beda tinggi dengan elevasi puncak tanggul akan menurun.

o Disamping itu parit/saluran yang dibuat untuk mengalirkan air dari outlet injek, akan tersumbat oleh terbentuknya sedimen tertekan, membentuk geometri punggungan dan bagian luar seperti ’buaya’.

o Berkembangnya struktur palung sempit dibatasi punggungan dengan arah utara-selatan, sehingga menyebabkan daerah tersebut akan memerangkap aliran air dari arah kawah di timurnya. Banyaknya akumulasi air dapat meningkatkan potensi rayapan dan longsoran yang berfungsi sebagai pelicin.

A



Tidak ada komentar:

Posting Komentar